Hello teman-teman, How’re you? My Name is Choirotun Nisa
Saya
lulus dari universitas pada September 2014 dan setelah itu mengajar di SMP
dekat rumah. Tergolong guru muda dan baru, tentu banyak hal yang harus saya
pelajari dan salah satunya adalah menjadi Pembina Upacara. Pengalaman saya
bukanlah yang terbaik, tapi mungkin saya bisa membaginya di sini sehingga
andapun mungkin bisa mempertimbangkan beberapa hal.
·
Keberanian
Yeap, the first and most
important thing in this case is ‘Berani’. Keberanian
mampu melatih mental kita untuk selalu siap di segala kondisi. Dengan
berani melakukan sesuatu yang menjadi tantangan kita, kita mengetahui kemampuan
diri, sampai batas mana ternyata kita mampu melakukan hal itu. Sehingga kita
bisa melakukan evaluasi apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan kita. Selain
itu, terlepas dari sukses tidaknya hasil kita, kita mungkin dijadikan contoh
oleh orang lain yang sama-sama belum pernah melakukan hal itu, bermanfaat
bukan?. So, kalau ada permintaan atau
giliran jadi Pembina Upacara, harus berani untuk mengiyakan yah.
·
Memperhatikan Pembina
Upacara Sebelumnya
Perhatikan setiap pembina
upacara sebelum anda, apa saja kalimat-kalimat yang umum untuk diungkapkan,
bagaimana sikap di depan peserta, mimik wajah, dan tata urutan sikap mulai dari
masuk sampai meninggalkan lapangan upacara. Dengan memperhatikan, anda
mempunyai gambaran secara umum. anda dapat pula memikirkan apakah perlu ada
tambahan-tambahan lain yang sekiranya menambah nilai plus saat giliran anda.
·
Saran Dari Guru Senior Dan
Internet
‘Pengalaman adalah guru yang
paling baik’ maka dari itu, dengan pengalaman mereka, saran dari guru senior
akan sangat membantu. Lalu, tidak ada salahnya menggali informasi dari
internet, kita bisa menemukan banyak sekali tips-tips di internet termasuk
tips-tips menjadi pembina upacara (nah ini salah satunya :-D)
·
Little
Things
Luangkan waktu sedikit untuk
mengetahui hal-hal kecil seperti lagu wajib apa yang nantinya dinyanyikan saat
giliran anda. Sebagai guru baru bisa dimaklumi mungkin ada satu dua lagu wajib
nasional yang kita kurang hafal atau lupa liriknya, ini sekedar jaga-jaga, jika
itu terjadi kita masih punya waktu untuk mengafal dan menghayatinya di rumah.
Sehingga saat kita menjadi Pembina upacara, kita bisa ikut menyanyikan lagu
tersebut dengan lancar dan khidmat. Hal kecil lain adalah jangan lupa
menyiapkan seragam, menyemir sepatu, tanda nama kita, dll.
·
Topik Bahasan
Nanti akan membicarakan apa?
kita tidak perlu mencari topik yang berat atau sulit bagi kita, perhatikan saja
lingkungan sekolah sehari-hari, hal-hal
kecil yang terjadi dan kita bisa membahasnya secara jelas, santai dan singkat.
Topik ini bisa bertema kebersihan, kesehatan, kedisiplinan, sikap belajar yang
baik, pertemanan dan banyak lagi.
·
Waktu Sangatlah Penting
Semakin lama kita berbicara
maka peserta upacara akan semakin tidak fokus karena suasana panas atau lelah
berdiri lama misalnya. Tapi jangan pula terlalu singkat karena bisa mengesankan
kita kekurangan topik bahasan, proporsional adalah yang terbaik.
·
Practice makes perfection
Belajar secara teori, membaca dan
memahami saja tidak cukup, kita harus praktik/latihan di rumah. Kita bisa
melakukannya di depan cermin atau di depan anggota keluarga akan lebih baik,
mintalah pendapat mereka setelah kita praktik, apa kekurangannya, bagaimana
intonasinya dan sterusnya.
“Sometimes the best decisions are
not the easiest one. Don’t be afraid to try new things, don’t be afraid to step
out your comfort zone and don’t be afraid to take risks“. Maka, Beranilah..! Kalau pengalaman pertama kita kurang
baik, Move on..! kita akan perbaiki di kesempatan berikutnya.
Well, thank you very much for
reading this article, semoga
bisa membantu teman-teman semuanya. Like
if you liked, enjoyed or agreed with me. Bagaimana dengan pengalaman anda
saat pertama kali menjadi Pembina upacara?
Give comments if you need something to say. See you next two weeks with another “Favorable Friday” article.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar